Artificial Intelligence (AI) Metode Backpropagantion



1.     Metode backpropagation
Backpropagation merupakan metode pembelajaran yang terawasi dan biasanya digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron-neuron yang ada pada lapisan tersembunyi. Metode backpropagation menggunakan error output utuk mengubah nilai bobot-bobotnya dalam arah mundur (backward). Untuk mendapatkan error ini, tahap perambatan maju (forward propagation) harus dikerjakan terlebih dahulu. Pada saat perambatan maju, neuron-neuron diaktifkan dengan menggunakan fungsi aktivasi sigmoid yaitu :

F(x) = 1/1+e^(-x)

Algoritma backpropgation dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a.     Algoritma pelaithan/pembelajaran(training).terdiri atas 3 tahap yaitu perambatan maju (forward propagation), perambatan mundur untuk mengubah nilai bobot(backpropagation) dan tahap pengaturan bobot.
b.     Algoritma pengenalan (recognition), menggunakan perambatan maju.
Algoritma pelatihan backpropagation adalah
2.     Contoh penerapan metode backpropagation pada aplikasi
1.     Pengenalan tanda tangan
Metode backpropagation digunakan untuk mengenali hasil ekstraksi pola dari tanda tangan. Proses ini terdiri dari fase pelatihan dan pengenalan.
Fase pelatihan adalah proses dimana setiap cirri atau pola karakter dilatih dan hasil perhitungan bobot disimpan ke database untuk digunakan pada fase pengenalan.

Arsitektur jaringan backpropagation

Secara ringkas, fase pelatihan Backpropagation adalah sebagai berikut :
0.     Inisialisasi awal
1.     Isi nilai pada neuron lapisan tersembunyi (Tahap Feedforward)
2.     Isi nilai neuron lapisan output
3.     Hitung informasi errornya untuk mengubah nilai bobot (tahap Backpropagation)
4.     hitung informasi error untuk mengubah nilai bobot.
5.     Tes kondisi berhenti (Tahap Update bobot dan bias)
2.     Pengenalan Huruf cetak pada Citra Digital
Pengenalan huruf merupakan salah satu bidang dalam ilmu komputer yang dapat membantu proses pengolahan data. Salah satu teknik pengenalan karakter adalah metode jaringan saraf tiruan. Metode ini menggunakan prinsip kerja otak manusia yang terdiri dari neuron sebagai pemrosesan input untuk menghasilkan output berdasarkan bobot yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat perangkat lunak yang dapat melakukan pengenalan huruf cetak dengan menggunakan metode jaringan saraf tiruan. Arsitektur jaringan saraf tiruan yang digunakan adalah multilayer neural network, dengan algoritma pembelajaran backpropagation. Untuk membantu pengenalan huruf, dilakukan proses pemotongan gambar menggunakan metode pemetaan. 
3.     Pembuatan Perangkat Lunak Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi harga saham
Kebanyakan investor menggunakan dua pendekatan untuk melakukan analisis atau memprediksi saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Namun bagi para investor awam dan masyarakat umum yang baru mengenal atau belajar saham akan sangat kesulitan dan membutuhkan waktu yang sangat banyak untuk mempelajari secara lebih mendalam mengenai kedua analisis tersebut diatas. Karena itu sangat dibutuhkan suatu proses prediksi untuk meramalkan harga saham yang lebih sederhana dari pada kedua analisa tersebut dan yang dapat membantu para investor untuk membeli dan menjual saham. Proses prediksi harga saham ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Jaringan Syaraf Tiruan (JST) yang merupakan suatu sistem yang berfungsi seperti otak manusia serta menggunakan model multilayer feedforward dengan algoritma Backpropagation yang tersusun dari sejumlah input neuron, hidden layer dan output. Input neuron mempresentasikan variabel input berupa nilai dari harga saham pada periode sebelumnya (harga saham max, harga saham min, harga saham penutupan), IHSG, fluktuasi harga rupiah terhadap dollar dan tingkat suku bunga pada beberapa perusahaan. Variabel input lain dapat berupa nilai harga saham penutupan dari sepuluh hari sebelumnya untuk memprediksi hari selanjutnya. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pemilihan parameter dan bobot untuk prediksi tergantung pada hasil testing, kalau error testing minimum maka bobot dan parameter hasil training akan dipakai untuk prediksi, sehingga adakalanya suatu perusahaan lebih baik menggunakan 6 input dan ada yang lebih baik dengan menggunakan 10 input.



Post a Comment

Previous Post Next Post